Chip Semikonduktor yang Menjadi Krisis Akhir-Akhir Ini

2 min read

Chip Semikonduktor yang Menjadi Krisis Akhir-Akhir Ini

Ketertinggalan persediaan suku cadang karena krisis chip semikonduktor belum usai. Bahkan juga disebut jadi semakin serius untuk keberlangsungan industri otomotif dunia. Beberapa pabrikan juga wajib melakukan penangguhan pengangkutan unit produksinya lataran tiadanya suku cadang yang diperlukan.

Chip semikonduktor ialah circuit listrik dengan beberapa elemen didalamnya. Elemen ini ibarat transistor dan kabel yang menyambungkan di antara komponen didalamnya. Chip semikonduktor dapat ada di sejumlah produk manufacturing, satu diantaranya ialah mobil. Walau ukuran kecil, chip semikonduktor memiliki kandungan miliaran transistor yang membuat dasar circuit. Tanpa dasar circuit ini, mesin mobil tidak bisa melaksanakan pekerjaannya. Untuk lebih detailnya simak berikut ini: Chip Semikonduktor yang Menjadi Krisis Akhir-Akhir Ini.

Kegunaan dari chip ini sendiri ialah seperti berikut. Chip semikonduktor pada mobil keluaran terkini bisa tingkatkan peranan pada mekanisme keselamatan dan mekanisme kontribusi sopir semi-otonom. Peranan ini ibarat mekanisme diagnosis titik buta, kamera cadangan, sensor penghindaran hantaman, kontrol jelajah adaptive, kontribusi peralihan lajur, sensor airbag, sampai mekanisme pengereman genting.

Chip semikonduktor sanggup meningkatkan pemakaian teknologi konektivitas pada mobil kekinian. Karena ada chip semikonduktor, komunikasi internet dan fitur navigasi seperti GPS, pemetaan jalur, blokade jalan, dan service genting dapat dimungkinkan. Beberapa fungsi itu ialah peranan yang paling vital dalam sebuah mobil. Chip semikonduktor, dalam masalah ini, mainkan peranan yang perlu untuk pastikan supaya beberapa fungsi itu dapat berjalan baik. Pemakaian semikonduktor pada manufacturing mobil diprediksi terus akan tumbuh. Apa lagi produksi mobil listrik makin terus-menerus dilaksanakan di mana chip semikonduktor dibutuhkan untuk membuat kendaraan listrik masih tetap hidup.

Honda sebagai satu pabrikan yang mengalami imbas lumayan besar. Kritis chip semikonduktor juga mengusik pemasaran Honda Vezel 2022 atau yang di Indonesia dikenali sebagai HR-V. Berdasarkan Bestcarweb, Jumat (12/03/2022), periode inden Honda HR-V 2022 di Jepang mengular sampai sembilan bulan. Bahkan juga untuk varian “PLay” yang mempunyai atap panoramic sunroof, waktu pengantarannya tidak dapat ditegaskan. Inden Honda HR-V 2022 sedikit pendek yaitu hanya tiga bulan untuk varian yang memakai mesin bensin turbo.

Inden yang lumayan lama ini selainnya karena kekurangan suplai karena kritis chip semikonduktor, peminat akan mobil baru Honda itu pun demikian tinggi. Semenjak dikeluarkan 22 April 2021, pemesanan bulanan HR-V terkini di Negeri Sakura itu capai 4.200 unit. Angka ini naik 88,5% dibandingkan pemasaran Honda HR-V angkatan awalnya. Selanjutnya baca juga berikut: Chip Semikonduktor yang Menjadi Krisis Akhir-Akhir Ini.

Bukan Hanya Honda HR-V yang Indennya Panjang

Terusiknya suplai chip semikonduktor ternyata tidak cuma menerpa Honda. Toyota yang sempat mengeklaim bisa “selamat” dari kritis ini juga tengah hadapi kegundahan yang serupa. Untuk mode Yaris Cross dan Corolla Cross beritanya harus inden sampai lima bulan. Lantas untuk Harrier dan RAV4 indennya enam bulan. Bahkan juga untuk Land Cruiser 300 antriannya sampai empat tahun.

Selanjutnya permasalahan yang juga sama sedang ditemui Mazda. Unit Mazda CX-5 dan CX-30 terkini harus terlambat sampai empat bulan dari waktu debutnya. Dari tim Suzuki, inden juga dirasa untuk pengangkutan Suzuki Jimny dan Jimny Sierra. Bahkan juga ke-2 mobil ini harus inden sampai dua tahun.

GAIKINDO Klaim Indonesia Aman Hadapi Kritis Chip Semikonduktor

Yohannes Nangoi sebagai Ketua Umum GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) ikut menyikapi permasalahan ini. Dijumpai Rabu (09/03/2022) di JCC Senayan, Jakarta, Nangoi mengutarakan keadaan industri otomotif dalam negeri sedikit berlainan dengan global. “Sehingga kita sedikit diuntungkan karena di sini sedikit mobil yang full listrik. Chip itu kan sering diperlukan buat beberapa mobil listrik, sementara yang mobil pembakaran intern biasa tidak perlu terlalu banyak chip,” katanya.

Dia juga mengeklaim bila pihaknya telah berbicara dengan beberapa prinsipal otomotif agar semakin mengutamakan pengangkutan chip semikonduktor ke Indonesia. “Kami katakan kepada mereka, tolong chip itu kirim sedikit ke Indonesia. Karenanya chip yang sedikit dapat buat banyak mobil di Indonesia,” katanya.

Dengan keadaan beginilah, kelancaran proses produksi diharap tetap jalan normal dan inden yang panjang tidak ada. “Tidak boleh khawatirlah, warga membeli mobil stoknya ada kok,” ujar Nangoi.

Demikian pembahasan tentang Chip Semikonduktor yang Menjadi Krisis Akhir-Akhir Ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *