Pengembangan Bus Ala Pesawat Dari Universitas Diponegoro

2 min read

Pengembangan Bus Ala Pesawat Dari Universitas Diponegoro

Wabah corona membuat beberapa pengembangan diperkembangkan untuk menyesuaikan di keadaan itu. Tidak kecuali dari bidang transportasi massal seperti bis ini yang ikut diperkembangkan supaya semakin aman digunakan saat wabah. Pengembangan Bus Ala Pesawat Dari Universitas Diponegoro.

Exterior bis menggunakan body Legacy SR2 Singgel Glass dari Seperti
Yap, kendaraan berjulukan Bio Smart and Safe Bis ini sah dikeluarkan oleh Kampus Diponegoro (Undip) pada Selasa (9/11/2021) di halaman gedung Rektorat universitas Undip Tembalang. Kendaraan bersasis Mercedes-Benz OH 1526 itu di-claim sebagai bis anticovid pertama di Indonesia.

Diperkembangkan Bersama PO Sumber Alam Dan Karoseri Seperti
Undip tidak sendirian dalam meningkatkan Bio Smart and Safe Bus. Pasalnya Bio Smart and Safe Bis sebagai hasil riset bersama di antara Kampus Diponegoro dengan Karoseri Seperti dan PO Sumber Alam. Kerja sama ini sebagai implikasi dari program matching fund Kedaireka.
Program matching fund sebagai support dari Kementerian Pengajaran dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia untuk pembuatan kerjasama di antara Individu Dikti (instansi perguruan tinggi) dengan faksi industri. Program ini dipimpin oleh Awalnya Prasetyo dari Fakultas Kedokteran Undip.

Peningkatan Bis Dilaksanakan Semenjak Tahun 2020
Pengembangan Bus Ala Pesawat Dari Universitas Diponegoro. Ketua Team, Awalnya Prasetyo menerangkan bila perlu saat yang lumayan panjang dalam peningkatan penelitian bis anticovid ini. Faksinya menyebutkan bila project ini digerakkan di awal wabah tahun 2020 yang didanai program matching fund Kedaireka.
Dalam pengembangannya, diambil kesimpulan ada tiga bagian utama untuk mencegah penyebaran virus corona pada penumpang bus. Dengan detil, elemen itu didapatkan dari ide ‘segitiga sehat’. Ke-3 nya terbagi dalam lingkungan (environment), ada agen pemicu sakit (pathogen) dan inang (host).
Seperti implementasi physical distancing dengan tatanan letak bangku penumpang berjarak. Lalu program partikel nanosilver agar bebas mikroba dan bakteri, dan pemakaian masker herbal untuk penumpang.

Implementasi Perputaran Udara Kabin Bis Ala-ala Pesawat
Walau tidak memiliki sifat menyebar melalui udara, tetapi virus corona dapat menyebar melalui droplet. Karena itu, mekanisme perputaran udara di Bio Smart Bis ini diperhatikan. Satu diantaranya melalui implementasi perputaran ala-ala pesawat terbang yang diperlengkapi HEPA filter untuk memfilter virus.
Langkah kerjanya, sesudah AC dihidupkan dan mendinginkan kabin, udara akan disedot oleh inlet AC yang ada di bagian bawah bus. Udara yang terserap tersebut lantas diteruskan ke HEPA filter dan UV- C lamp. Fitur itu berfungsi untuk memfilter sejumlah partikel yang paling kecil seperti mengurainya dan virus. Hingga udara di kabin bis akan fresh dan bersih.

Status kursi memiliki jarak dengan perputaran udara diperlengkapi HEPA Filter
Disamping itu, dari faktor pathogen, semua permukaan interior kabin telah dilapis partikel nanosilver. Sudah diketahui, partike nanosilver berfungsi merinci beberapa virus yang melekat pada permukaan interior bus.
Hingga melalui jejeran fitur seperti Hepa Filter, UV-C lamp, dan Nanosilver, karena itu jumlah virus atau peredaraan virus pada kabin bis akan diminimalkan secara signifikan. Hal tersebut yang membuat Bio Smart and Safe Bis aman dipakai saat wabah corona.
“Untuk menambahkan perlindungan penumpang bis, secara gratis tiap penumpang akan mendapatkan masker herbal yang bisa dibuktikan secara medis bisa tingkatkan imun untuk pemakainya. Masker herbal yang dibagi ke penumpang sebagai pengembangan dari periset Undip”, jelasnya.

Keinginannya Tehnologi Ini Bisa Diterapkan Pada Mobil Penumpang
Dalam sambutannya, Rektor Kampus Diponegoro, Yos Johan Khusus mengatakan animo pada pengembangan yang berguna ini. Ditambah pengembangan ini memberikan dukungan usaha pemerintahan dalam tangani Covid di Indonesia. Pengembangan Bus Ala Pesawat Dari Universitas Diponegoro.
“Pengembangan yang telah direncanakan ini tidak boleh stop sampai di sini saja. Harus semakin berkembang, seperti pesan Ki Bantai Dewantara jika kita harus nontoni, niteni, nambahi. Maknanya buat pengembangan ini jadi murah, smart dan sederhana. Dari mode bis, diharap bisa dibuat jadi mobil yang bentuknya lebih simpel, ongkos tambah murah tapi lebih hebat,” urainya.

Demikian Pembahasan Pengembangan Bus Ala Pesawat Dari Universitas Diponegoro.

 

Sumber : autofun co id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *