Pemahaman Dan Langkah Kerja Mekanisme Pengisian IC Regulator (Serangkaian Wiring Mekanisme Pengisian Regulator)

6 min read

Pemahaman Dan Langkah Kerja Mekanisme Pengisian IC Regulator (Serangkaian Wiring Mekanisme Pengisian Regulator)

Mekanisme pengisian – Mekanisme pengisian ialah satu mekanisme yang dipakai untuk isi battery dan elemen kelistrikan saat mesin dihidupkan. Tegangan yang dibuat oleh generator (alternator) yang terpasang di mesin mobil disambungkan dengan puli kutub engkol. Elemen alternator ini mengganti style teknisi jadi energi listrik, keluarannya bergantung dari keperluan masing-masing elemen kelistrikan yang ingin diperlukan. Pemahaman Dan Langkah Kerja Mekanisme Pengisian IC Regulator (Serangkaian Wiring Mekanisme Pengisian Regulator).
Hingga peranan khusus atau fungsi mekanisme pengisian kendaraan ialah mempunyai fungsi pengisian energi listrik pada battery untuk menyiapkannya dipakai. Disamping itu, mekanisme pengisian dipakai untuk memasok arus ke sejumlah elemen atau mekanisme dalam kendaraan, seperti audio dan mekanisme yang lain atau elemen.

JENIS SISTEM PENGISIAN
Ada dua tipe mekanisme pengisian yang kerap kita jumpai dikendaraan, yakni mekanisme pengisian konservatif dan mekanisme pengisian IC regulator. Ketidaksamaan ke-2 nya sebetulnya cuman pemakaian regulator yang berbeda. Pada mekanisme pengisian konservatif yang memakai regulator konservatif memakai kontak point. Dan regulator yang dipakai pada mekanisme pengisian type IC regulator ini memakai transistor untuk mengatur tegangan yang dibuat oleh alternator.
Untuk artikel ini kali kita akan mengulas mekanisme pengisian ic regulatot. Kenapa harus pelajari langkah kerja mekanisme ini? Maksudnya ialah ketika berada permasalahan pada mekanisme pengisian tak perlu cemas dan tahu langkah untuk menanganinya.

KOMPONEN SISTEM PENGISIAN IC REGULATOR
Mekanisme pengisian mempunyai beberapa elemen, tetapi ada dua elemen yang perlu yakni regulator dan alternator. Berikut keterangan berkenaan ke-2 bagian utama itu:

1. Alternator
Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapat dari mesin jadi tenaga listrik. Alternator akan berputar-putar karena perputaran dari puli kutub engkol yang diteruskan melalui v-belt. Energi barusan akan memutarkan rotor dan hasilkan arus bolak balik. Dan nanti akan disearahkan oleh dioda.
Ada dua mode alternator yakni alternator dengan regulator di luar dan alternator dengan regulator jadi satu unit atau kerap disebutkan Integrated Sirkuit (IC) regulator. Untuk regulator dengan IC regulator, karena itu regulator jadi satu unit dengan alternator dan terpasang antara kumparan medan dan massa yang berfungsi untuk mengatur arus yang mengucur di kumparan medan hingga tegangan yang dibuat alternator jadi tetap. Karena regulator jadi satu karena itu alternator jadi lebih kecil ukuran nya. Selain itu karena regulator menggunakan elemen transistor dan dioda karena itu tenaga yang dibuat alternator jadi lebih tinggi. Keuntungan lainnya ialah tidak dibutuhkan geprekelan tegangan, tahan pada getaran yang semakin tinggi, bertahan lama, dan memiliki karakter ganti rugi suhu untuk kontrol tegangan yang dipunyai buat charging battery dan supply ke lampu.

2. Regulator
Pemahaman Dan Langkah Kerja Mekanisme Pengisian IC Regulator (Serangkaian Wiring Mekanisme Pengisian Regulator). Alternator tidak selamanya hasilkan tegangan yang konstant. Karena hasil listrik bergantung dari kecepatan pemutaran mesin. Makin cepat perputaran mesin, karena itu hasilnya akan makin besar. Supaya pengisian tidak berlebihan, karena itu dibutuhkan regulator untuk mengaturnya. Triknya dengan atur besar arus listrik yang masuk ke rotor coil hingga tegangan yang dibuat oleh alternator tetap stabil sesuai ketentuan. Disamping itu, regulator berfungsi untuk mematikan lampu pengisian bila alternator hasilkan arus listrik.
Ada dua type regulator yakni type platina atau konservatif dan type IC regulator. Keuntungan memakai regulator type IC:
Mempunyai ukuran yang kecil tapi outputnya besar
Tidak membutuhkan geprekelan
Mempunyai kontrol yang bagus
memiliki karakter ganti rugi pada temperatur.
Regulator type IC ini berfungsi untuk atur arus yang masuk ke kumparan rotor. Regulator IC ini penataan arus yang masuk ke kumparan rotor dilaksanakan secara electronic. Elemen aktif yang bekerja sebagai alternatif kumparan dan contact point ialah transistor. Transistor ini bekerja ON dan OFF secara preodik untuk atur besar dan kecilnya medan magnet pada kumparan rotor. Dengan detail konsep penataan ini akan di terangkan di bagian perinsip kerja regulator IC. Beberapa terminal yang ada pada regulator ini ialah terminal E, P, F, S, L, IG, dan B.

Selainnya ke-2 elemen di atas, Berikut sebagai beberapa elemen simpatisan dalam menyusun mekanisme pengisian dan perannya:
Battery, sebagai sumber listrik khusus dengan arus DC (Direct Current) atau arus searah. Battery ini mempunyai tegangan detail sejumlah 12 volt. Jika arus yang ada dibaterai mulai habis, maka berpengaruh pada mekanisme pada kendaraan yang membutuhkan supali akan menurun. Karena itu dibutuhkannya mekanisme pengisian supaya output dari alternator bisa dimuat di battery
Kabel, sebagai penyambung dan penyalur tegangan dari 1 elemen ke elemen lain pada rangkaian.
Fuse (sekering), sebagai pengaman serangkaian kelistrikan jika terjadi konsleting dan terjadi arus berlebihan yang bisa menghancurkan rangkaian.
Kunci contact, berfungsi khusus dari kunci contact pada serangkaian pengisian sebagai sakelar khusus yang hendak menyambungkan arus listrik mekanisme pengisian.

CARA KERJA SISTEM PENGISIAN IC REGULATOR
Konsep kerja yang hendak diterangkan ialah IC regulator type M, dengan argumen type ini terbanyak dipakai saat ini. Berikut ialah langkah kerjanya:

1. Kunci Contact ON Mesin Mati
Saat kunci contact status ON, mesin belum hidup, karena itu arus dari battery mengucur sekering → kunci contact → terminal IG → masuk ke MIC.
Arus yang ke MIC selanjutnya mengucur → kaki pangkalan (B) Tr1 → E Tr1 → massa. Ini mengakibatkan Tr1 jadi ON.
Di saat yang serupa arus mengucur →kaki pangkalan (B ) Tr3 → E Tr3 → massa. Ini mengakibatkan Tr3 jadi ON.

Aktifnya Tr1 dan Tr3 mengakibatkan saluran arus seperti dilukiskan pada serangkaian bawah ini:
Aktifnya Tr1 mengakibatkan arus mengucur dari battery → terminal B → kumparan rotor (rotor coil) → terminal F → C Tr1 → E Tr1 → massa. Saluran arus ke kumparan rotor ini mengakibatkan berlangsungnya medan magnet pada kumparan rotor coil.
Di saat yang serupa, aktifnya Tr3 mengakibatkan arus mengucur dari battery → kunci contact → lampu pengisian → terminal L regulator → C Tr3 → E Tr3 → massa. Saluran arus ini mengakibatkan lampu pengisian akan menyala. Pemahaman Dan Langkah Kerja Mekanisme Pengisian IC Regulator (Serangkaian Wiring Mekanisme Pengisian Regulator).

2. Saat Mesin Hidup (tegangan alternator kurang dari 14 V)
Sesudah mesin hidup, rotor coil yang terjadi kemagnetan berputar-putar oleh kutub engkol lewat tali kipas hingga pada kumparan stator bisa terjadi tegangan AC yang selanjutnya tegangan disearahkan jadi DC oleh dioda penyearah.
Karena kumparan stator telah hasilkan tegangan, karena itu arus pada salah satunya ujung kumparan stator mengucur → terminal P yang selanjutnya diproses oleh MIC dan dipakai untuk menyalurkan arus → pangkalan (B) Tr2. Hingga Tr2 jadi ON dan hentikan saluran arus ke B Tr3 dan jadi OFF.
Karena Tr3 OFF ,karena itu saluran arus dari lampu ke massa lewat Tr3 berhenti hingga lampu tidak mendapatkan massa dan aktifnya Tr2 mengakibatkan saluran arus dari IG → E Tr2 → C Tr2 → terminal L → lampu pengisian. Karena lampu mendapatkan dua saluran arus dari L dan dari kunci contact, jadi tidak ada ketidaksamaan tegangan hingga lampu padam (lampu mati karena tidak mendapatkan massa dari Tr3).
Tegangan yang sudah disearahkan oleh dioda mengucur → terminal B → battery hingga terjadi pengisian.
Jika tegangan yang dibuat alternator kurang dari 14 V, karena itu terminal S tidak mengetahui ada kelebihan tegangan hingga MIC tetap memberi arus ke B Tr1 dan Tr1 masih tetap ON. Mengakibatkan arus dari dioda mengucur ke kumparan rotor → terminal F → C Tr 1 → E Tr1→ massa. Ini mengakibatkan medan magnet pada kumparan rotor coil masih tetap kuat.
Jadi di saat tegangan alternator kurang dari 14 V, medan magnet pada rotor coil dipertahankan pada kondisi kuat hingga tegangan tidak drop.

3. Saat Mesin Hidup (tegangan alternator lebih dari 14 V)
bila tegangan perputaran mesin yang dibuat lebih dari14 V, karena itu tegangan itu akan teridentifikasi oleh elemen aktif dalam MIC berbentuk dioda zener pada terminal S. Saluran arus pada terminal S oleh MIC akan diproses dan digunakan untuk hentikan arus yang mengucur ke B Tr1 dan Tr1 jadi OFF.
Pada gambar berikut ini, Jika Tr1 OFF karena itu saluran arus dari dioda yang ke arah kumparan rotor coil dan massa lewat Tr1 akan berhenti, hingga medan magnet pada kumparan rotor coil lenyap. Saluran arus dari terminal P masih tetap mengucur sepanjang mesin hidup untuk menjaga Tr3 OFF dan Tr2 ON hingga lampu pengisian masih tetap padam.
Bila medan magnet pada kumparan rotor lenyap karena Tr1 OFF, makategangan yang dibuat oleh alternator akan turun.
Bila tegangan alternator kurang dari 14 V, karena itu terminal S tidak mengetahui ada kelebihan tegangan (lihat gambar di bawah) dan MIC akan memberi respon dengan menyalurkan kembali arus B Tr1( Tr1 jadi ON).
Bila Tr1 jadi ON (lihat gambar di bawah), karena itu arus dari dioda akan mengucur kembali lagi ke kumparan rotor rotor coil → terminal F → C Tr1 → E Tr1 → ke massa. Ini mengakibatkan kemagnetan pada kumparan rotor coil kembali kuat dan mengakibatkan output alternator kembali naik.
Jika peningkatan tegangan ini melewati 14 V, karena itu proses ini akan balik berulang-ulang pada proses awalnya hingga tegangan akan balik turun, apabila tegangan kurang dari 14 V karena itu proses akan balik pada proses selanjutnya. Proses ini bisa terjadi secara terus-terusan sehingga.

4. Saat Terminal S Putus
Pemahaman Dan Langkah Kerja Mekanisme Pengisian IC Regulator (Serangkaian Wiring Mekanisme Pengisian Regulator). Lihat gambar bawah, bila terminal S putus, karena itu MIC mengetahui tidak ada saran tegangan lewat terminal F apabila pada terminal P tegangannya di atas 16 V (tegangan pengisian terlalu berlebih) karena itu MIC akan aktifkan Tr3 dan mematikan Tr2 hingga lampu pengisian berpijar kembali.
Berdasar saran dari terminal P MIC akan hentikan saluran arus ke B Tr1 hingga Tr1 jadi tidak aktif (OFF). Mengakibatkan arus yang mengucur kekumparan rotor jadi berhenti dan medan magnet pada kumparan rotor lenyap. Ini mengakibatkan tegangan di terminal P turun apabila pengurangan tegangan ini sampai di bawah 16 V karena itu MIC akan balik menyalurkan arus ke B Tr1 sehinggaTr1 jadi ON dan arus ke kumparan rotor kembali mengucur.
Di saat itu MIC akan ON dan OFF kan Tr1 untuk menjaga tegangan output pada tegangan 13,3 -16,3 V mempunyai tujuan mempertahan tegangan yang terlampau tinggi membuat perlindungan alternator atau IC regulator dari kerusakan hingga sopir bisa ketahui dari tanda lampu pengisian yang menyala.

5. Saat Terminal B Putus
Bila terminal B putus atau kabel yang menyambungkan B alternator dan battery putus, karena itu pengisian pada beterai akan berhenti dan tegangan battery makin menurun. Keadaan ini diketahui oleh MIC dari terminal S mengetahui ada tegangan yang besarnya kurang dari 13 V karena tidak ada saran dari terminal B alternator.
Dalam pada itu pada terminal P tarjadi tegangan di atas 16 V. Ketidaksamaan tegangan di antara terminal S dan terminal P yang besar akan bisa dibaca oleh MIC dan MIC akan atur kerja Tr1 untuk menjaga tegangan sekitaran 16 V. Di saat yang serupa MIC akan hentikan arus B Tr2 dan memberi arus ke B Tr3 hingga Tr2 jadi OFF, sementara Tr3 jadi ON. Mengakibatkan lampu pengisian menyala.
Tegangan dipertahankan dengan atur kerja Tr1 ON dan OFF.

Demikian Pembahasan Pemahaman Dan Langkah Kerja Mekanisme Pengisian IC Regulator (Serangkaian Wiring Mekanisme Pengisian Regulator).

 

Sumber : geraiteknologi com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *