Mengenal Timing Pengapian Pada Kendaraan

2 min read

Mengenal Timing Pengapian Pada Kendaraan

Timing Pengapian Pada Kendaraan merupakan hal yang penting diketahui oleh pemilik kendaraan baik motor maupun mobil. Oleh karena itu simak penjelasannya berikut ini.

Sebagai seorang penggemar sepeda motor atau BIkers, tentu saja kita kenal kembali dengan yang bernama “timing pengapian” atau dalam istilah teknisnya “ignition timing”. Istilah timing pengapian atau waktu pengapian ini tentu saja kerap kalian dengar saat nongkrong sama anak-anak bengkel atau anak motor yang sukanya modifikasi mesin atau motor balap.

Walau kamu membuka montir ataulah bukan tim balap, bisa dong kita ingin tahu apa sich timing pengapian itu dan apa sich dampaknya pada mesin baik itu mesin 2 tidak dan mesin 4 tidak dan bagaimana sich kok timing pengapian ini sepertinya penting sekali untuk mengangkat perform mesin?

Apakah itu Timing Pengapian?

Timing pengapian bisa diartikan sebagai waktu ataupun waktu di mana busi mulai memantikkan api di ruangan bakar, berkaitan dengan status piston di saat cara kompresi. Timing pengapian umumnya diukur dalam unit derajat status piston dan kruk as saat sebelum Titik Mati Atas (TMA), dengan bahasa inggris istilahnya ialah derajat BTDC (Before Hebat Dead Center).

Jadi jika misalkan disebut timing pengapian 40″, itu memiliki arti busi mulai dihidupkan/ memantikan api di saat piston capai status 40 derajat saat sebelum titik mati atas di cara kompresi.

Elemen pengontrol timing atau waktu pengapian ini ialah pulser bila pada motor dan distributor (delco) jika pada mesin mobil. Atur timing pengapian tersebut tidak mudah dan asal-asalan karena untuk hitung derajat pengapian yang bagus diperluka pengetahuan pada rumus timing pengapian mesin.

Atur timing pengapian bisa disimpulkan memodifikasi atau atur status derajat waktu pengapian sama sesuai saat yang pas menurut perhitungan kita dengan rumus kalkulasi timing pengapian dengan geser elemen yang atur pengapian mesin yakni pulser dan pick up nya atau mungkin dengan lakukan remap ECU untuk motor atau distributor (delco) jika pada mesin mobil.

Untuk mesin mobil sendiri, distributor tersebut dapat digeser karena telah dari sononya itu dapat kita mengatur, lain perihal dengan sepeda motor yang bawaan tidak dapat kita mengatur.

Yang penting kita garis bawahi, jika pembakaran itu karakternya “menjalar bukan meletus”, tidak langsung terjadi lalu usai/habis saat itu juga . Maka ada terlambat atau bentang saat yang diperlukan mulai dari api busi pertama kalinya dipantikkan selanjutnya menjalar/menebar ke semua tempat di ruangan bakar sampai pada akhirnya usai membakar habis kombinasi bbm yang ada.

Dampak Timing Pengapian Terlampau Maju Atau Terlampau Mundur

Memodifikasi timing pengapian dibutuhkan buat kamu yang inginkan perform yang lain dan lakukan perubahanubahan yang jadikan mesin bermotor tak lagi standar. Jika mesin bermotor kamu standar bawaan pabrik tentu saja cara lakukan perubahan pada timing pengapian tidak dibutuhkan karena pabrik tentu saja .

Dampak timing pengapian terlampau maju atau terlampau mundur akan berpengaruh pada perform mesin tersebut tentu saja. timing pengapian yang pas dibutuhkan supaya memperoleh penekanan maksimal di sejumlah derajat sesudah TMA (maksudnya untuk memperoleh hasil usaha yang efisien) karena itu saat pengapian harus pas yakni beberapa derajat saat sebelum TMA.

Untuk dampak timing pengapian terlampau maju mengakibatkan dapat membuat mobil ngelitik atau detonasi karena tidak sesuai timing semestinya. Karena api busi meletik bisa lebih cepat saat sebelum piston betul-betul lakukan kompresi. Hal ini terkait bahan bakar yang dipakai.

Saat pengapian yang terlampau maju bisa beresiko tinggi, khususnya jika penekanan maksimalnya (ledakannya) terjadi saat sebelum TMA sudah pasti akan mengakibatkan detonasi/knocking yang berbuntut pada kerusakan elemen mesin seperti pistin, connecting rod dan lain-lain. jika sampai tiingkat kronis dan fatal.

Sama juga jika timing pengapian terlampau mundur, dampak timing pengapian terlampau mundur karena itu penekanan maksimal tidak bisa terjadi di sejumlah derajat sesudah TMA yang berpengaruh tidak didapat usaha yang efisien. Saat pengapian yang terlampau mundur, akan membuat cara usaha kurang optimal, mesin tidak ada power atau tenaga, dan tentunya boros bahan bakar.

Timing Pengapian Mesin Motor Standar

Didapat dari beragam sumber, pengapian untuk motor standar terjadi pada RPM rendah (1.000 – 3.000 RPM) loncatan api pada 8 – 15 derajat saat sebelum TMA. Pada RPM tengah tinggi (4.000 ke atas) loncatan api pada 25 – 30 derajat saat sebelum TMA. sebagai catatan, api busi motor standar tentu saja tidak terlalu besar dibandingkan pengapian balap.

Dan untuk motor balap, pengapian untuk motor balap terjadi pada RPM rendah (1.000 – 3.000 RPM) : loncatan api pada 20 – 30 saat sebelum TMA. Pada RPM tengah sampai tinggi ( 4.000 ke atas) : loncatan api pada 35 – 42 saat sebelum TMA. Api busi untuk motor balap tentu saja telah diperbesar.

Mengapa motor standar dan motor balap berlainan, dari apa faktor pemicunya?

Tentu saja kamu telah memahami mengapa timing pengapian mesin bermotor standar dan balap berlainan karena oleh beberapa faktor seperti pemakaian bahan bakar dan ukuran kompresi.

Sebagai contoh mengapa motor standard meletuskan bunga api 8-15 drajat saat sebelum TMA? Jawabnya ini di mungkinkan karena karakter bahan bakar/oktan dan kompresi pada ruangan bakar yang dipakai pada motor standar seperti pemakaian bahan bakar premium yang beroktan 88 (gampang terbakar).

Kemudian kompresi di antara 8-9 : 1 jadi cukup membutuh kan drajat yang sempit untuk membakar bahan bakar premium ditambahkan lagi kompresi yang rendah yang semakin memberi dukungan proses pembakaran bisa lebih cepat pada (RPM 1000-3000).

Demikian pembahasan tentang Mengenal Timing Pengapian Pada Kendaraan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *