Beberapa Masalah Kendaraan Listrik Dari China

3 min read

Beberapa Masalah Kendaraan Listrik Dari China Yang Harus Di Perbaiki

Kendaraan listrik pada dalam 2021 World New Energy Vehicle Konferensi yang diadakan National Science and Technology Association of China I Provinsi Hainan pada 17 September 2021 lalu, dialog berkaitan dengan beragam rumor kendaraan listrik berjalan benar-benar menarik.

Lin menjelaskan jika customer di China sekarang ini banyak memiliki kekuatiran saat memakai mobil listrik. Hal itu diantaranya ialah masalah jarak menempuh berkendaraan, kenyamanan saat pengisian listrik, perawatan dan hal yang lain, terhitung masalah jumlahnya recall disebabkan karena permasalahan kualitas.

Statistik Recall Kendaraan Listrik Yang Mengagetkan

Semenjak awalnya 2021 ini, badan pemerintahan China sudah minta ke beberapa produsen kendaraan listrik untuk lakukan recall untuk 1.283.800 unit kendarana listriknya atau sekitaran 22,13 % dari keseluruhan komunitas sekitaran enam juta kendaraan listrik di semua China.

Ini memiliki arti satu dari 5 kendaraan listrik di China harus di-recall untuk membenahi permasalahan yang berada di kendaraannya.

Beberapa Masalah Kendaraan Listrik Dari China Yang Harus Di Perbaiki. Lin menjelaskan, beberapa customer kendaraan listrik makin cemas mengenai permasalahan kualitas dengan biasanya terjadi recall.

Secara eksklusif, pada battery yang sering hancur atau mungkin tidak berperan secara baik dan performa pengereman yang tidak maksimal. Bahkan juga keadaan ini mempunyai potensi mengakibatkan kecelakaan saat dipakai.

Permasalahan Khusus Kendaraan Listrik

Kendaraan Listrik, terutamanya mobil listrik penuh (Baterai electric vehicle – BEV) yang sekarang ini komunitasnya semakin meningkat memang sedang jadi pembicaraan di semua dunia. Baru saja ini, pemerintahan Jepang bahkan juga umumkan siap-siap hapus pemasaran mobil dengan mesin pembakaran konservatif tengah 2030 mencatatng.

Ini dilaksanakan untuk memberikan dukungan sasaran Pertama Menteri Jepang, Yoshihide Suga yang berusaha kurangi jumlah emisi karbon di Jepang sampai 0 % pada 2050.

Tidak sangsi, Kementerian Perindustrian Jepang selanjutnya menimbang untuk mengharuskan mode mobil baru yang hendak dibuat seterusnya harus sebagai mobil listrik dan hybrid.

Keadaan yang tegas ditanyakan oleh Akio Toyota, Presiden Toyota Motor Corporation (TMC) yang mengatakan jika peralihan industri otomotif ke arah zaman BEV yang terlalu berlebih menjadi permasalahan besar. Salah satunya musababnya disebut ialah karena pembangunan infrastruktur simpatisan yang paling mahal dan kompleks.

Lalu, apa masalah yang bisa menghalangi perubahan mobil listrik ini? Beberapa Masalah Kendaraan Listrik Dari China Yang Harus Di Perbaiki.

1. Infrastruktur Pengisian Listrik Masih Sedikit

Infrastruktur paling simpel yang dibutuhkan dalam memberikan dukungan perubahan mobil listrik ini ialah tempat pengisian listrik umum untuk customer pemilik mobil listrik. Ini dapat disebut menjadi satu diantara ganjalan khusus untuk produsen mobil listrik saat sebelum dapat jual beberapa model mobil listriknya di pasar mobil.

Masih terbatasinya jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) batasi keringanan pemilik mobil listrik untuk isi energi listrik yang diperlukan saat dalam perjalanan.

Memang, tentu saja pemilik mobil listrik tentu mempunyai sarana pengisian daya di tempat tinggalnya, tetapi maknanya juga ia perlu menyiapkan infrastruktur yang oke untuk itu.

Minimal, di dalam rumah, mereka perlu mempunyai daya listrik minimum 2.200 VA agar bisa energi listrik mobilnya, itu juga dengan beberapa persyaratan yang perlu dilaksanakan.

SPKLU sekarang ini umumnya masih berada di daerah J sekelilingnya dan akarta. Tetapi tidak berarti di wilayah lain tidak ada tempat untuk pengisian daya battery listrik ini.

Sekarang ini minimal ada lebih dari 150 unit SPKLU baik punya pemerintahan atau swasta yang menyebar di lebih dari 120 lokasi di Indonesia. Lokasinya berada di beberapa kantor instansi pemerintah, ada pula yang di pusat belanja atau bersamaan dengan SPBU.

Selainnya di sejumlah lokasi khalayak, beberapa dealer sah produsen mobil yang telah pasarkan kendaraan listrik sediakan pengisian station.

Misalkan BMW, Hyundai, Mercedes-Benz, Mitsubishi, dan Nissan. Tetapi tentu saja pengisian station itu terbatas pemakaiannya, khususnya untuk beberapa pemilik mobil listrik dari merk yang bersangkutan. Belum pasti pemakai mobil listrik Nissan Leaf bisa isi daya battery kendaraannya di dealer Hyundai.

2. Jarak Menempuh yang Terbatas.

Masih minimal infrastrukur pengisian daya listrik barusan, terkait kuat dengan makin terbatasinya jarak menempuh yang bisa diraih mobil listrik. Sekarang ini, umumnya mobil listrik bisa tempuh jarak di antara 200 sampai 400 km dalam sekali pengisian daya.

Jarak ini tentu saja tidak jadi permasalahan bila cuman dipakai untuk keperluan sehari- komuter atau hari. Tetapi saat Anda akan memakainya untuk perjalanan jarak jauh, karena itu ini membutuhkan penghitungan yang masak, berkaitan dengan habisnya daya listrik dan tersedianya lokasi pengisian ulangnya.

3. Waktu Pengisian Battery yang Mengambil alih Waktu

Masih berkaitan dengan pengisian energi listrik, kekurangan yang lain ialah waktu charging battery yang tidak dapat disebut singkat. Dengan memakai quick charge DC 50 kW bertegangan 150-900 Volt, charging battery dari 20% sampai 80% bisa dilaksanakan dalam 30 menit.

Tetapi untuk meneruskannya jadi 100% dibutuhkan kembali waktu 30 menit karena tegangan listrik harus di turunkan untuk jaga temperatur dan ketahanan batterynya supaya tidak cepat rusak.

Bahkan juga bila Anda isi di dalam rumah dengan daya listrik cuman 2.200 VA, untuk isi penuh battery mobil listrik memiliki 38 kWh dengan pengisian sekitar 1.750 Wh, karena itu diperlukan waktu minimal 21,8 jam!

Untuk rumah memiliki daya listrik 3.500 atau 4.400 VA, dapat gunakan pilihan pengisian arus listrik 12A 2.600 Watt. Dengan sistem perhitungan yang serupa, isi battery yang serupa akan memerlukan waktu sekitaran 14,7 jam. Beberapa Masalah Kendaraan Listrik Dari China Yang Harus Di Perbaiki.

4. Daya Tahan dan Keamanan Battery

Masalah seterusnya berkaitan dengan keadaan battery mobil listrik yang sering alami masalah. Baru saja ini recall beberapa mobil listrik yang sudah dilakukan oleh General Motors (GM) dan Hyundai dilaksanakan benar-benar massif.

GM menarik sampai 145.000 unit Chevrolet Bolt sementara Hyundai menarik sampai 82.000 unit Hyundai Kona EV dan Ioniq, di mana ke-2 nya dilaksanakan karena batterynya berefek besar terbakar!

Tidak cuman gampang terbakar, ketahanan battery masih jadi rumor yang sering menghantui beberapa pabrikasi produsen mobil listrik.

Walau pabrikasi mobil sering mengeklaim jika umur battery dapat bertahan benar-benar lama, sampai di atas sepuluh tahun, tetapi berdasar sebagian riset, performa battery mobil listrik biasanya akan turun saat pemakaian sudah capai di atas 3 tahun.

5. Harga Mobil Listrik yang Masih Tinggi

Factor non tehnis yang membuat mempunyai mobil listrik masih tetap pantas diperhitungkan ialah harga yang masih tinggi. Harga yang tinggi ini salah satunya hal karena harga battery sebagai elemen paling penting mobil listrik masih tinggi. Battery ini bahkan juga dapat sepertiga dari harga mobilnya itu sendiri.

Hal yang lain jadikan harga tinggi ialah pemakaian tehnologi baru yang perlu memberikan dukungan mobil listrik itu, seperti piranti lunak yang dipakai.

Beberapa Masalah Kendaraan Listrik Dari China Yang Harus Di Perbaiki. Harga yang tinggi ini makin berasa menghalangi karena kebatasan mode yang dijajakan.

Indonesia dengan watak customer yang menyenangi mobil keluarga memiliki daya angkut sampai 7 penumpang bahkan juga belum memperoleh pilihan mobil listrik seperti ini. Bahkan juga mobil listrik murah terlaku di dunia sekalinya, Wuling Mini EV, cuman sediakan kemampuan terbatas untuk empat orang.

Demikian Pembahasan Beberapa Masalah Kendaraan Listrik Dari China Yang Harus Di Perbaiki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *