Alasan Kenapa Sekarang Banyak Truk Tak Bermoncong

2 min read

Alasan Kenapa Sekarang Banyak Truk Tak Bermoncong

Truk merupakan salah satu mobil komersil pengangkut barang yang banyak digunakan oleh industri. Untuk zaman kini, kita demikian susah dan jarang-jarang menemui truk dengan moncong alias truk berbonnet. Biasanya, truk keluaran baru menggunakan lay-out cab over engine alias mesin yang berada di bawah kabin.

Kalaulah ada truk berbonnet, biasanya ialah mobil tua seumpama Mobil Toyota Buaya, Mobil Mercy Bagong, atau Mobil Kenworth dan truk merk Amerika yang dahulu terkenal zaman 60-70an. Sekarang, mobil truk yang tersebar biasanya datang dari pabrikasi Jepang dan beberapa Eropa yang biasanya bermuka rata.

Truk berbonnet mempunyai performa yang gagah dengan dimensinya yang panjang. Akan tetapi, bentuknya ini kurang bagus dengan keadaan jalan di Indonesia yang relatif sempit. Ditambah, jika truknya melalui lajur pegunungan yang konturnya berkelok turun-naik akan merepotkan bermanuver.

Kekurangan Truk Bermoncong Panjang, Susah Bermanuver dan Visibility Benar-benar Terbatas

Jika menggunakan truk berbonnet, visibilitas terbatas dan memerlukan haluan yang besar saat membelok. Truk berhidung panjang seperti Mobil Toyota Buaya, Kenworth, Mack, Peterbilt, dan semacamnya merepotkan driver menyaksikan orang atau kendaraan yang lain ada tepat di muka hidung truk. Design semacam itu cuma pas untuk jalan raya yang lebar, lempeng, panjang dan tidak padat lalu lintasinya.

Tidak hanya itu, pemerintahan sudah mengaplikasikan peraturan yang batasi dimensi panjang optimal kendaraan angkut barang. Bila truknya bermoncong, karena itu dimensi untuk bak muatan juga harus terpaksa dikurangkan. Pebisnis truk juga justru jadi dirugikan karena dimensi muatan yang menyusut karena ada kap mesin di kabinnya.

Menyaksikan keadaan yang ada, jalan tol di Indonesia belum seutuhnya terhubung dan jalan lintasi propinsi keadaannya umumnya sempit, padat, kecil, dan ramai. Truk berbonnet akan susah dioperasionalkan di atas lapangan.

Peraturan Batasi Dimensi Panjang Maksimal Truk

Mengarah pada ketentuan PP 55 Tahun 2012 Pasal 54, panjang optimal kendaraan keseluruhan 12 mtr. tronton rigid dan 18 mtr. di trailer. Untuk truk bermoncong, panjang bonnetnya saja telah sekitaran 1-2 meter.

Moncong di muka akan memengaruhi dimensi keseluruhnya kendaraan. Ini akan berpengaruh ke peraturan dimensi sampai terhitung pajak dan lain-lain.

Dibanding panjang kendaraan yang serupa, truk dengan moncong di muka muatannya semakin lebih sedikit. Dalam usaha tentu saja cenderung pilih yang dapat bawa muatan semakin banyak dengan dimensi yang serupa.

Keadaan Jalanan yang Sempit Membuat Truk Tanpa Bonnet Lebih Laku

Keadaannya pasti berlainan dengan beberapa negara Eropa atau Amerika Serikat yang tidak batasi dimensi panjang maksimal satu kendaraan angkut barang atau penumpang. Keadaan jalanan di Amerika juga lebih lebar hingga truk dengan moncong tidak kesusahan bermanuver.

Jika dibanding dengan keadaan medan di Indonesia, manuvernya jadi cukup susah sehubungan jarak antara sumbu rodanya (wheelbase) yang panjang. Dalam pada itu truk cab over tanpa moncong panjang membuat parkir di pool lebih mudah. Saat putar balik tidak sulit, ekspedisi lebih luas untuk ukuran yang serupa.

Truk Tanpa Moncong Punyai Banyak Keunggulan

Truk tanpa moncong mempunyai visibility yang luas dan blind spot yang lebih sempit dibanding truk bermoncong. Hal itu jadikan kendaraan dengan design semacam ini mempunyai tingkat safety yang lebih bagus.

Kalian kemungkinan ingat atau ketahui mengapa di ujung segi kiri dan kanan Mercy Bagong ada seperti sungut seperti lele. Alat itu sebagai dasar sopir atur jarak aman dari segi paling luar kap mesin. Berikut salah satunya kesusahan untuk truk bermoncong saat bermanuver.

Ringkasan

Dengan bermacam kekurangannya, membuat beberapa aktor usaha angkut barang pada akhirnya tidak lagi melirik truk bermoncong. Walau sebenarnya di zaman 80an truk ini komunitasnya masih lumayan banyak, dari beragam merk dan negara.

Keadaan jalanan waktu itu yang masih lumayan lengang membuat truk bermoncong masih mudah bermanuver. Sekarang, keadaan jalanan lintasi propinsi lumayan ramai dan padat hingga truk berbonnet ini susah untuk bergerak secara bebas.

Tetapi bukan mustahil aksi truk bermoncong ini akan balik berjaya saat jalan tol lintasi propinsi sudah tersambung ke beragam kota. Truk bermoncong semakin lebih gampang melalui jalan tol yang penglihatannya lebih luas dan jalanannya lebar.

Demikian pembahasan tentang Alasan Truk Tak Bermoncong.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *